Resesi gingiva adalah kondisi ketika jaringan gusi yang seharusnya menutupi akar gigi justru menurun atau menyusut ke arah bawah. Akibatnya, bagian akar gigi yang seharusnya terlindungi menjadi terbuka dan terlihat lebih panjang dari biasanya. Kondisi ini sering kali tidak terasa di awal, namun lama-kelamaan dapat menyebabkan rasa ngilu, sensitivitas, bahkan meningkatkan risiko gigi goyah.
Banyak orang tidak menyadari bahwa resesi gingiva bukan hanya masalah estetika, tetapi juga tanda adanya gangguan kesehatan pada jaringan penyangga gigi. Gusi yang sehat adalah pondasi dari gigi yang kuat, sehingga jika gusinya mulai turun, gigi pun bisa kehilangan penopang alaminya.
Mengapa Resesi Gingiva Bisa Terjadi?
Penyebab resesi gingiva sangat beragam, mulai dari kebiasaan sehari-hari hingga faktor medis tertentu. Dengan memahami penyebabnya, kita bisa lebih waspada dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
1. Menyikat Gigi Terlalu Keras
Tekanan Berlebih Saat Menyikat Gigi
Menyikat gigi dengan tekanan kuat sering dianggap cara terbaik membersihkan plak. Padahal, hal ini bisa merusak jaringan gusi. Gerakan menyikat yang agresif perlahan mengikis batas antara gusi dan gigi, menyebabkan jaringan gusi terangkat dan turun.
Pemilihan Sikat Gigi yang Salah
Sikat dengan bulu keras juga memperparah kondisi ini. Bulu yang terlalu kaku dapat menggores gusi dan menyebabkan luka mikro yang lama kelamaan menimbulkan resesi gingiva.
2. Kebersihan Mulut yang Kurang Terjaga
Penumpukan Plak dan Karang Gigi
Plak yang menumpuk di garis gusi dapat mengeras menjadi karang gigi. Bakteri dalam karang gigi memicu peradangan pada gusi atau disebut gingivitis. Jika dibiarkan, peradangan ini dapat berkembang menjadi periodontitis yang merusak jaringan penyangga gigi dan menyebabkan gusi turun.
Tidak Rutin Membersihkan Gigi ke Dokter
Membersihkan gigi di rumah saja tidak cukup. Sisa plak dan karang sering kali menempel di area yang sulit dijangkau. Jika tidak rutin melakukan scaling di dokter gigi, risiko resesi gingiva meningkat tajam.
3. Faktor Gaya Hidup
Merokok dan Konsumsi Alkohol
Rokok menghambat aliran darah ke jaringan gusi dan menurunkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Selain itu, alkohol dapat menyebabkan mulut kering yang memperburuk kondisi gusi. Kombinasi keduanya menjadi pemicu utama kerusakan jaringan gingiva.
Kebiasaan Menggertakkan Gigi (Bruxism)
Tekanan yang berlebihan akibat menggertakkan gigi, terutama saat tidur, dapat menyebabkan pergeseran gusi. Selain merusak enamel, kebiasaan ini menimbulkan tekanan pada akar gigi yang membuat gusi melemah dan menurun.
4. Faktor Anatomi dan Genetik
Posisi Gigi yang Tidak Ideal
Gigi yang tumbuh miring atau terlalu maju sering kali menekan gusi di sekitarnya. Tekanan tersebut bisa menyebabkan jaringan gusi menipis dan perlahan mengalami resesi.
Ketebalan Jaringan Gusi
Beberapa orang memang memiliki jaringan gusi yang lebih tipis secara alami. Kondisi ini membuat gusi lebih rentan terhadap iritasi dan penurunan akibat gesekan ringan sekalipun.
Riwayat Keluarga
Jika orang tua memiliki masalah serupa, kemungkinan besar risiko Anda mengalami resesi gingiva juga lebih tinggi. Faktor genetik berperan dalam menentukan kekuatan jaringan gusi dan tulang penyangga gigi.
5. Faktor Medis dan Hormonal
Perubahan Hormon
Pada wanita, perubahan hormon selama kehamilan, menstruasi, atau menopause dapat memengaruhi kondisi gusi. Gusi menjadi lebih sensitif dan mudah meradang, yang akhirnya dapat memicu resesi.
Penyakit Sistemik
Beberapa penyakit seperti diabetes dan gangguan autoimun juga dapat mempercepat kerusakan jaringan gusi. Kondisi medis ini mengganggu sirkulasi darah dan proses penyembuhan alami pada jaringan mulut.
6. Penggunaan Gigi Palsu atau Alat Ortodonti
Behel yang Terlalu Ketat
Behel atau alat ortodonti yang tidak terpasang dengan baik bisa memberikan tekanan berlebih pada gusi. Akibatnya, jaringan di sekitar gigi menjadi iritasi dan mulai menurun.
Gigi Palsu yang Tidak Pas
Gigi tiruan atau gigi palsu yang longgar juga bisa menggesek gusi secara terus-menerus. Gesekan ini menyebabkan jaringan gusi teriritasi hingga akhirnya mengalami resesi.
7. Trauma pada Jaringan Gusi
Kecelakaan atau benturan keras di area mulut dapat menyebabkan gusi robek atau terlepas sebagian dari gigi. Jika tidak dirawat dengan benar, jaringan tersebut tidak dapat kembali menempel sempurna dan menimbulkan resesi permanen.
Ciri-Ciri Resesi Gingiva yang Perlu Diwaspadai
Resesi gingiva sering kali tidak menimbulkan rasa sakit di tahap awal. Namun, ada beberapa tanda yang bisa Anda perhatikan:
Gigi tampak lebih panjang dari biasanya.
Gusi terlihat menurun dan warna akar gigi mulai terlihat.
Gigi terasa lebih sensitif terhadap panas dan dingin.
Terdapat celah di antara gigi dan gusi tempat plak mudah menumpuk.
Rasa ngilu muncul saat menggosok gigi atau mengunyah makanan keras.
Jika gejala ini muncul, jangan menunda untuk memeriksakan diri ke dokter gigi. Penanganan dini bisa mencegah kerusakan lebih lanjut.
Bagaimana Cara Mencegah Resesi Gingiva?
Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Dengan kebiasaan sederhana namun konsisten, Anda bisa menjaga gusi tetap sehat dan mencegah resesi gingiva.
1. Menyikat Gigi dengan Lembut dan Benar
Gunakan sikat gigi berbulu lembut dan gerakan melingkar perlahan. Hindari menyikat maju-mundur terlalu kuat karena dapat melukai gusi. Pilih juga pasta gigi yang mengandung fluoride dan bahan lembut untuk gusi sensitif.
2. Gunakan Benang Gigi dan Obat Kumur
Benang gigi membantu membersihkan sisa makanan di sela-sela gigi yang tidak terjangkau sikat. Sementara obat kumur antibakteri membantu menekan pertumbuhan bakteri penyebab plak dan peradangan.
3. Rutin Periksa ke Dokter Gigi
Pemeriksaan rutin setiap enam bulan sangat penting. Dokter dapat memantau kondisi gusi dan membersihkan karang gigi yang menempel. Dengan deteksi dini, resesi gingiva bisa dicegah sebelum menjadi parah.
4. Hentikan Kebiasaan Buruk
Jika Anda memiliki kebiasaan menggertakkan gigi, mintalah saran dokter untuk menggunakan pelindung gigi malam hari (mouthguard). Selain itu, hentikan kebiasaan merokok karena nikotin memperlambat penyembuhan jaringan gusi.
5. Perhatikan Pola Makan
Konsumsi makanan kaya vitamin C dan kalsium dapat memperkuat jaringan gusi dan tulang penyangga gigi. Kurangi makanan manis dan asam yang dapat mempercepat kerusakan enamel dan jaringan lunak di sekitar gigi.
6. Perawatan Profesional
Jika resesi sudah terjadi, dokter gigi dapat melakukan beberapa prosedur, seperti:
Scaling dan Root Planing
Membersihkan plak dan karang hingga ke akar gigi untuk menghilangkan bakteri penyebab peradangan.
Grafting Gusi
Prosedur ini dilakukan untuk menutup area akar yang terbuka dengan jaringan gusi dari bagian lain mulut.
Perawatan Laser
Teknologi laser dapat digunakan untuk mensterilkan jaringan dan merangsang pertumbuhan gusi baru secara lebih aman dan nyaman.
Dampak Jika Resesi Gingiva Tidak Diobati
Jika dibiarkan, resesi gingiva dapat menimbulkan berbagai masalah serius. Akar gigi yang terbuka akan lebih sensitif dan rentan terhadap kerusakan. Plak juga lebih mudah menumpuk, memicu infeksi berulang. Dalam jangka panjang, tulang penyangga gigi dapat terkikis dan menyebabkan gigi goyah atau bahkan tanggal.
Karena itu, penanganan sejak dini adalah langkah terbaik untuk menjaga gigi dan gusi tetap sehat.
Gaya Hidup Sehat untuk Gusi yang Kuat
Selain menjaga kebersihan mulut, gaya hidup sehat juga berperan besar dalam mencegah resesi gingiva. Tidur cukup, mengelola stres, dan memperbanyak minum air putih dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri di mulut. Air liur yang cukup juga berfungsi menetralkan asam dan mencegah iritasi gusi.
Arini Dental Care, Solusi Tepat untuk Perawatan Gusi Anda
Resesi gingiva membutuhkan pemeriksaan menyeluruh dan perawatan profesional agar tidak semakin parah. Di Arini Dental Care, Anda dapat memperoleh perawatan lengkap untuk menjaga kesehatan gusi dan gigi secara menyeluruh. Tim dokter gigi berpengalaman akan membantu Anda menemukan solusi terbaik dengan pendekatan yang nyaman dan aman.
Jika Anda mulai merasakan gejala seperti gusi menurun, gigi sensitif, atau ngilu saat menyikat gigi, jangan menunggu hingga parah. Segera lakukan pemeriksaan agar kondisi gusi bisa ditangani dengan tepat.
Kesimpulan
Resesi gingiva bukan sekadar masalah tampilan gigi yang tampak panjang. Kondisi ini menandakan adanya gangguan pada jaringan penyangga gigi yang penting. Dengan memahami penyebabnya dan melakukan pencegahan sejak dini, Anda dapat menjaga gusi tetap sehat dan kuat sepanjang waktu.
Menjaga kesehatan gusi berarti menjaga kekuatan gigi secara keseluruhan. Lakukan pemeriksaan rutin, ubah kebiasaan buruk, dan jaga kebersihan mulut setiap hari.
Untuk perawatan profesional dan konsultasi lebih lanjut, Anda bisa melakukan reservasi di Arini Dental Care. Temukan senyum sehat dan percaya diri Anda bersama tenaga medis yang berpengalaman dan ramah.





